Jumat, 22 April 2011

Lelaki Pemuja Air Mata

Gerimis datang lagi , tidak seperti kemarin.Gerimis kali ini membuat ku menangis. Ah, tak seharusnya aku menangis. Bukankah aku seorang lelaki ? Mengapa aku harus menangis hanya karena takdir tidak berpihak padaku. Sungguh , aku benci air mata. Aku benci menjadi seorang lelaki yang cengeng. Aku benci menjadi lelaki sentimentil. Tetapi aku tak mungkin lari dari kenyataan .
Kenyataanya, saat ini aku menangis. Aku menjelma menjadi menjadi lelaki cengeng dang sentimentil. Semula aku begitu yakin, seumur hidupku tak akan kumuarakan air mata dikelopak mataku, tak akan kubiarkan air mataku mengalir walau hanya setetes, tak akan pernah !!  Karna itulah, telah kutanam sekepak tekakd : Bagaimana pun takdir mempermainkan kehidupanku, aku tak akan menyerah pada takdir, sebab takdir ku adalah menjadi petarung kehidupan, bukan menjadi pecundang !!
Sepertinya lelucon Tuahan masih menertawakan  kekalahanku. Tapi biarlah, biarkan saja sekatup bibir takdir menertawakanku. Sebab, setelah kupikir pikir apa salah dan dosaku jikapun aku menangis ? Sudah saatnya aku menggugat bahwa tangis adalah milik perempuan.
Lihat, lihatlah aku : lelaki yang bangga telah menangis ! kau tau mengapa aku menangis ? Usah bersibantah dengan segala jawaban, sebab kalian tak berhak meramal jawab apapun atas pertanyaanku, biarkan aku yang menjawab pertanyaanku. Camkan jawaban ku : Aku bangga menangis sebab airmata telah memulihkan kesadaranku bahwa sehebat apapun lelaki membentangi egonya, tetap saja sebagai mahluk ilahi maka ia  adalah mahluk yang lemah .....
Aku bangga telah menangis sebab air mata mampu mengalirkan segala egoisku untuk melawan takdir bahwa hidup bukan perkara menang atau kalah tetapi perkara keikhlasan menjadi hamba Tuhan. Aku bangga telah menangis sebab airmata adalah bukti kemenanganku melawan sekerdil pikiranku bahwa lelaki tak boleh menangis !!!!

Air mata adalah doa
Peneduh cinta
Maka berbahagialah jika
Tangis melebur  jiwa
Bersebab tangis niscanya
Firman
Menasibkan fatwa
Bahwa muasal kehidupan
Adalah maha ikhlas
Dalam notkah kesabaran
Dalam penemuan jati
Diri seorang insan .....


                Perlahan namun pasti, aku pun menjelma lelaki pemuja airmata. Menikmati percik percik tangis terasa nikmat. Sungguh aku menikmati setiap tetes air mata mengalir dipipiku. Hangat dan mendamaikan jiwaku yang telah dihujam semacam gelisah. Jujur  kuakui, aku sudah lelah digigilkan segala resah. Cukup sudah aku ditikam dinginya gundah. Aku butuh kehangatan. Dan aku menggunakan kehangatan itu lewat air mata. Berpeluk dengan air mata membuat hidup ku terasa tenteram.
Sungguh Tuhan, kumohon izinkan aku menangis semalaman suntuk. Aku ingin berlama lama mengalirkan air mata airmata ku. Aku ingin mencipta sungai air mata disini, dikamar heningku. Kamar yang selama ini menjadi satu satunya benteng untuk menjadikanku pertapa egoisme. Aku ingin kamar ini menjadi saksi perubahan ku. Saksi atas proklamasi atas kebebasan ku sebagai lelaki bertanah air mata. Jangan usik kemerdekaan ku, sebab siapa pun  yang mengusiknya akan kuhadapi walau berkalang darah. Aku tak akan gentar membela iar mata.

Kutatap jam dinding, beku waktu  02:56 wib. Sunyi, senyap, lesap, malam, kelam, mencekam, hitam, tetapi  hatiku putih.!
Ya, hatku kini memutih, sebab segala ceracau benci akan kecengengan dan kesentimentilan telah dicuci bersih oleh airmataku. Kali aku berkabar pada langit, awan, bulan, bintang, malaikat, dan kepada Tuhan  ; Inilah malaikat kedamaian ! jangan usik damai ku, sebab siapa pun yang mengusiknya akan kuhadapi walau berputus nafas, aku ikhlas menggadai akhir nafas  asal bahagiaku tertebus lunas !.

                Sungguh, aku menikmati setiap tangisan ku. Menikmati setiap isak ku. Aku tak berniat sedikit pun membendung air mata di pelupuk mataku. Aku biarkan tanggul airmataku pecah. Airmataku pun tumpah ruah. Membasahi semua pipiku. Percikan sampai juga di bibirku. Aih,,,,, mencecap air mata itu ternyata terasa asin, akupun tersenyum dalam tangisku. Barulah merasuk dadalam pikiranku, tak salah jika dikatakan meneguk airmata adalah  menggarami  kehidupan.
Ini akan menjadi pelajaran berharga bagiku, pelajaran yang tak akan kudapati di bangku pendidikan. Sebab dalam yakinku ; pengalaman adalah guru kehidupan,. Maka, kujadikan pengalaman menangis dan merasakan asinya airmata sebagai sebuah pengalaman yang meneduhkan kedamaian.....

                Mungkin ada yang bertanya mengapa dahulu aku membenci tangis ? jujur aku katakan, sebagai seorang lelaki tak pernah terpikir dalam benakku untuk mendewakan tangis. Aku menutup segala ruang dalam hatiku untuk memuja airmata.
                Lalu, apa yang membuat ku menangis ????bahkan memuja air mata ???
Tiada lain tiada bukan adalah keadaan, keadaan lah yang memaksaku memuja tangis. Sebab, setelah segala usaha telah kucoba namun ada satu yang belum kupersembahkan pada ayahku tercinta. Yakni ; keberhasilan ku!!!!
Aku belum mampu meraih apa yang ku inginkan ,,,maaf, bukan aku tak berusaha, sama sekali bukan !! aku sudah berusaha dengan segala usaha, dengan mempertaruhkan segala pikiran dan perasaan. Namun, takdir belum berpihak pada ku, aku tetap berusaha sabar menghadapi setiap masalah, Demi memenuhi harapan Mu  untuk menjadi petarung kehidupan.
                Tetapi sungguh, aku sungguh tak tahan dengan keadaan ini. Cukuplah sudah aku tahan segala ketabahan, cukuplah aku tanak segala kesabaran. Kali ini, ijinkanlah aku menangis, ijinkanlah aku menjadi lelaki pemuja airmata. Sebab, aku ingin menemukan damai. Mungkin dengan damai itu aku bisa sedikit meneduhkan jiwa dan kembali memintal yakin bahwa masalah keberhasilan, cinta hanyalah masalah waktu, yang terpenting aku telah mengabdi dengan sepenuh pengabdian ......

Aku Menyayangimu
***

1 komentar: